Tentang ZAKAT
Hukum Zakat Fitrah untuk Bayi Dalam kandungan
Pertanyaan :
Assalamualaikum ustadz.. Apakah bayi yg masih dalam kandungan wajib Zakat Fitrah? Adakah batasan usia kandungannya?
Jawaban :
وعليكم السلام ورحمة اللّه وبركاته
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Ada yang mengatakan tidak wajib membayarkan zakat fitrah untuk janin. Ada juga yang mengatakan sebaiknya membayar Zakat fitrah untuk janin.
Imam Malik dalam Al-Mudawwanah beliau rahimahullah menegaskan,
لا تؤدى الزكاة عن الحبل، وإن ولد له يوم الفطر أو ليلة الفطر فعليه فيه الزكاة
“Tidak wajib ditunaikan zakat fitrah untuk bayi yang ada dalam kandungan. Namun jika dia terlahir pada hari idul fitri atau malam hari raya maka ayahnya berkewajiban membayarkan zakat untuk anaknya.”
(Al-Mudawanah Al-Kubro, 1/388)
Lebih jauh, Imam An-Nawawi rahimahullah (madzhab Syafii) menegaskan bahwa selama bayi itu belum terlahir sempurna pada saat matahari terbenam di hari puasa terakhir, tidak wajib ditunaikan zakat fitrah untuknya.
Dalam Al-Majmu’ beliau mengatakan,
لا تجب فطرة الجنين لاعلي أبيه ولا في ماله بلا خلاف عندنا ولو خرج بعضه قبل غروب الشمس وبعضه بعد غروبها ليلة الفطر لم تجب فطرته لانه في حكم الجنين ما لم يكمل خروجه منفصلا
“Tidak wajib zakat fitrah untuk janin, bukan kewajiban bapaknya, juga tidak perlu diambilkan dari harta si janin, tanpa ada perselisihan dalam madzhab Syafiiyah. Jika sebelum matahari terbenam badan bayi sudah keluar sebagian, sementara sebagian lagi baru keluar setelah matahari terbenam di malam idul fitri, maka tidak wajib dibayarkan zakat fitrahnya. Karena dia masih dihukumi janin, selama belum keluar utuh.”
(Al-Majmu’, 6/139)
Maksud Imam An-Nawawi rahimahullah :
Ada keterangan yang perlu kita ketahui untuk bisa memahami keterangan Imam An-Nawawi di atas. Dalam madzhab syafiiyah, seseorang wajib dizakati fitrah jika dia menjumpai waktu fitri. Dalam arti, dia sudah ada di dunia ini atau dia masih hidup pada saat datang waktu fitri ini. Waktu fitri adalah waktu yang menjadi batas berakhirnya kewajiban puasa ramadhan.
Demikian keterangan mayoritas ulama yang menegaskan bahwa janin tidak wajib dibayarkan zakat fitrahnya. Yang perlu diberi garis tebal, kalimat tidak wajib bukan berarti tidak boleh atau dilarang.
ونقل قوم عن السلف أنه إذا كمل الجنين في بطن أمه أربعة أشهر قبل الفجر وجب الإخراج عنه، وإنما خص الأربعة أشهر بذلك للاعتماد على حديث ابن مسعود أن الخلق يجمع في بطن أمه أربعين يوما
“Terdapat keterangan dari sebagian sahabat, jika janin sudah genap usia 4 bulan dalam kandungan, sebelum subuh hari raya, maka wajib dibayarkan zakat fitrahnya. Mereka menjadikan 4 bulan sebagai batas, bersandar dengan hadits Ibn Mas’ud bahwa penciptaan manusia dalam rahim ibunya selama 40 hari dalam bentuk nutfah… hingga ditiupkan ruh setelah berusia 120 hari.”
(Al-I’lam bi Fawaid Umdatul Ahkam, 3/57)
Sementara itu, dalam riwayat lain, Imam Ahmad berpendapat,
Dianjurkan membayar zakat fitrah untuk janin. Beliau berdalil dengan praktek Khalifah Utsman bin Affan radliallahu ‘anhu, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat dari Qatadah,
أن عثمان كان يعطي صدقة الفطر عن الصغير والكبير والحمل
"Bahwa Utsman radhiyallahu ‘anhu membayar zakat fitrah untuk anak-anak, orang dewasa, dan bayi yang masih di kandungan."
(Masail Abdullah bin Ahmad hlm. 170)
Demikian juga riwayat dari Abu Qilabah, bahwa beliau mengatakan:
كَانُوا يُعْطُونَ صَدَقَةَ الْفِطْرِ حَتَّى يُعْطُونَ عَنِ الْحَبَلِ
"Mereka (sebagian sahabat) membayar zakat fitrah, sampai mereka bayarkan zakat untuk janin."
(HR. Ibn Abi syaibah 10738 & Abdur Razaq 5788)
Abdurazaq juga meriwayatkan bahwa Sulaiman bin Yasar pernah ditanya,
"Apakah zakat fitrah juga ditunaikan untuk bayi yang ada dalam kandungan?"
Beliau menjawab,
“Ya”
(Mushannaf Abdurrazaq no. 5790)
Kesimpulan :
Kesimpulan yang lebih mendekati bahwa zakat fitrah untuk janin hukumnya tidak wajib. Hanya saja, jika ditunaikan, insyaaAllah akan mendapat pahala, berdasarkan pendapat yang menganjurkan membayar zakat fitrah untuk janin.
Allahu a’lam..
Ustadz Ammi Nur Baits
(Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Comments
Post a Comment